tgl 24-26 April kemarin , aku kembali sakit, kembali opname, kembali asam lambung, gak bisa buang gas, perut melilit kek balon, hufttt...
Ini sudah kali ke tiga aku opname dengan penyakit yang sama. Pertama Desember 2011, kedua Februari 2013, dan sekarang April 2014. Bagaikan orang bodoh yang jatuh pada lubang yang sama. Sebenarnya sejak sakit yang kedua , dan ini lumayan serius menurutku, sampai aku harus dimasukkan selang dari hidung ke lambung untuk mengeluargan cairan lambung, aku sudah berniat gak akan terulang lagi. Bener - bener memperbaiki pola hidup, ehhhhh janji tinggal janji, tetap saja lalai.
Kronologis sakit kemarin begini :
- Selasa, 22 April, pagi aku telat makan. Makan pagi biasanya jam 7 jadi molor jam 9 pagi. Makan siang ontime, makan malam ontime.
- Rabu, 23 April , pagi aku sarapan porsi dikit, gak nafsu makan. Perut dah mulai gak nyaman, eneng, dan gas dalam perut udah muter - muter gak jelas tanpa bisa keluar. Akhirnya aku minum obat yang biasa aku minum saat gejala ini muncul. Entah mengapa semakin siang, perutku semakin melilit. Jam makan siang aku pulang ke rumah, memutuskan untuk tiduran dulu, ijin ke bos di kantor. Karena ada pekerjaan belum selesai, jam 15.00 aku balik lagi ke kantor
- Malamnya aku minta suamiku untuk antar aku ke dokter. Periksa dokter dan dapat obat dengan harapan sakit segera berlalu. Tapi teryata malam itu aku gak bisa tidur karena perit melilit, ttp gak bisa buang gas , suakittt di ulu hati. Aku mencoba bersabar , banyak istigfar, hiks hiks
- Kamis 24 April, aku tepar, gak ngantor. Di rumah meringis kesakitan, masih bertahan, mencoba lebih banyak bersabar. Malamnya aku gak kuat, aku minta diantar ke rumah sakit ke suamiku, karena aku menganggap aku butuh obat yang dari injeksi. Di rumah sakit aku ditemani Mina, artku, suamiku yang menemani anak- anak di rumah mempersiapkan sekolah esok hari.Kami gak ngabarin ortu, berusaha di handle sendiri. hiks kesian suamiku....
- Di rumah sakit aku cerewet, gak sabar. Aku bilang sama perawat, aku gak mau lama - lama di rumah sakit, aku suruh mereka cek rekam medikku yang dulu, dan memberikan obat yang sama sehingga aku cepet sembuh dan cepat pulang. Bener - benar gak sabar. Aku pengen semalam ajah di rumah sakit. Tapi tyt Allah memmeng menguji kesabarannku. Aku belum bisa buang gas juga, sampai esok harinya. AKu jadi kawatir sendiri, kalo aku ttp maksa pulang jadi percuma akan ttp sakit.
- Akhirnya aku mulai pasrah, ikhlas , sabar, menjalankan skenario Allah,bukan skenarioku sendiri. Jumat malam 25 April itu, aku menangis, beristigfar, memohon kepada Allah agar mengangkat penyakitku. Dan kalo mmg kita bisa ikhlas menjalankan skenario Allah ya, bantuannya akan datang. Malam itu aku bisa buang gas, leganyaaaaaaaa . Perutku gak sakit lagi, gak mellilit lagi. Dari jam 12 malam itu aku gak bisa tidur lagi, buang gas terus sampai jam 4 pagi. Buang gas yang bagi orang memalukan, tapi bagiku adalah rejeki, anugrah yang amat aku syukuri.
- Paginya, sabtu 26 April aku minta pulang, harusnya gak boleh dulu, kan baru bisa buang gas malamnya, tapi aku sudah gak sabar untuk pulang. Untung dokter mengijinkan.
Pelajarannya tentu gak boleh telat makan lagi..... CAMKAN ITU , DINA
Pelajaran lain, sakit harus lebih banyak sabarrrrrrrrrrrrrrrrrrrr. Di rumah sakit aku berpikir, ini sakit yang tergolong ringan, gimana orang lain yang di coba Allah dengan penyakit kanker, penyakit yang lebih berat yang lain .
Allah , ampunilah kami, yang lupa untuk bersyukur atas segala nikmat yang Engkau berikan. Allah, himpunkanlah kesabaran pada kami , agar kami selalu ingat atas segala nikmat setelah sakit seperti yang Engkau janjikan.
Terimakasih untuk suamiku, yang selalu mensupport aku di saat aku sehat dan sakit, meskipun saat sakit aku ttp di omeli, tapi aku sadar ini mmg kesalahanku,"sakit di bikin sendiri" hiks. Terimaksih buat anak - anakku yang mendoakan mama agar cepat berkumpul lagi bersama kalian, menjadi anak manis agar todak merepotkan papa di rumah. Terimakasih atas doa orang tua, teman , dan keluarga. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua. Amin